BB10 Dicibir, Ini Jawaban Bos BlackBerry | Sistem operasi BlackBerry 10 yang diluncurkan pada 30 Januari lalu menggelitik para pengamat atau analis untuk mengemukakan pendapatnya. Cukup banyak analisisnya yang dikeluarkan. Namun, yang mengemuka adalah sentimen negatif.
Sebenarnya, komentar negatif untuk BlackBerry 10 telah dikemukakan oleh para analis jauh sebelum sistem operasi ini diluncurkan.
Beberapa pengamat pun memprediksi BlackBerry 10 tidak akan menolong BlackBerry dari keterpurukan. Disebutkan, tampilan antarmuka, penundaan waktu peluncuran, dan minimnya jumlah aplikasi bakal menjadi penyumbang kegagalan BlackBerry 10 diterima pasar.
Bahkan, seorang analis bernama James Faucette dari lembaga riset Pacific Crest memprediksi, BlackBerry 10 akan mati sebelum kedatangannya atau dead on arrival (DOA).
Atas berbagai keraguan dan komentar miring tersebut, CEO BlackBerry Thorsten Heins menegaskan, BlackBerry sama sekali tidak usang atau sebuah perusahaan yang hampir mati.
"Masih ada ruang di pasar untuk BlackBerry. Saya ragu apakah kami akan mencapai hal yang sama dengan, katakanlah, pindah ke Android atau Windows Phone 8," kata Heins kepada KompasTekno dan beberapa wartawan yang menghadiri BlackBerry Media Summit di Waterloo, Kanada, Rabu (13/2/2013).
Ia mengatakan, tahun 2012 lalu, BlackBerry tak sekadar membangun sistem operasi baru, tetapi juga melakukan perombakan di sana-sini. Selain menggantikan pucuk pimpinan sekaligus sang pendiri Jim Balsillie dan Mike Lazaridis, BlackBerry juga merumahkan sekitar 5.000 karyawan.
"Setahun yang lalu, saya merasa alam semesta sedang kacau balau. Sekarang, pada Januari, semua bintang tampak cerah," ungkap Heins.
Meski demikian, pekerjaan BlackBerry belum selesai. Masih banyak inovasi yang harus dilakukan untuk dapat bersaing dengan para pesaingnya.
Heins mengatakan, BlackBerry 10 telah mengembalikan BlackBerry kembali ke persaingan smartphone. "Kami kembali ke lapangan. Sekarang, kami harus bermain dan kami harus menang. Kami belum banyak melakukan apa-apa. Kami tak akan membiarkan diri berdiam diri lagi," aku Heins.
Jumlah aplikasi BlackBerry 10
Kritik soal minimnya jumlah aplikasi di BlackBerry 10 pun ditanggapi oleh pria berusia 55 tahun keturunan Jerman ini.
"Dua tahun yang lalu kami tidak punya apa pun. Namun 18 bulan kemudian, kami memiliki 70.000 aplikasi. Pada Maret nanti, kami akan memiliki lebih dari 100.000 aplikasi," ujar Heins.
Ia mengatakan, angka ini memang lebih rendah bila dibandingkan Apple dan Google. Namun, melimpahnya aplikasi bukanlah segalanya. Contohnya, 50 persen aplikasi Android yang jumlahnya sangat banyak ternyata hanya diunduh sekali saja.
"Kami membidik audiens yang spesifik. Secara internal, kami menyebutnya Rakyat BlackBerry. Sebanyak 80 juta pelanggan kami ingin BlackBerry menjadi sukses. Saya harus melayani mereka dan itulah sebabnya kami merancang BlackBerry 10," tutup Heins.
Sumber : http://tekno.kompas.com/
Sebenarnya, komentar negatif untuk BlackBerry 10 telah dikemukakan oleh para analis jauh sebelum sistem operasi ini diluncurkan.
Beberapa pengamat pun memprediksi BlackBerry 10 tidak akan menolong BlackBerry dari keterpurukan. Disebutkan, tampilan antarmuka, penundaan waktu peluncuran, dan minimnya jumlah aplikasi bakal menjadi penyumbang kegagalan BlackBerry 10 diterima pasar.
Bahkan, seorang analis bernama James Faucette dari lembaga riset Pacific Crest memprediksi, BlackBerry 10 akan mati sebelum kedatangannya atau dead on arrival (DOA).
Atas berbagai keraguan dan komentar miring tersebut, CEO BlackBerry Thorsten Heins menegaskan, BlackBerry sama sekali tidak usang atau sebuah perusahaan yang hampir mati.
"Masih ada ruang di pasar untuk BlackBerry. Saya ragu apakah kami akan mencapai hal yang sama dengan, katakanlah, pindah ke Android atau Windows Phone 8," kata Heins kepada KompasTekno dan beberapa wartawan yang menghadiri BlackBerry Media Summit di Waterloo, Kanada, Rabu (13/2/2013).
Ia mengatakan, tahun 2012 lalu, BlackBerry tak sekadar membangun sistem operasi baru, tetapi juga melakukan perombakan di sana-sini. Selain menggantikan pucuk pimpinan sekaligus sang pendiri Jim Balsillie dan Mike Lazaridis, BlackBerry juga merumahkan sekitar 5.000 karyawan.
"Setahun yang lalu, saya merasa alam semesta sedang kacau balau. Sekarang, pada Januari, semua bintang tampak cerah," ungkap Heins.
Meski demikian, pekerjaan BlackBerry belum selesai. Masih banyak inovasi yang harus dilakukan untuk dapat bersaing dengan para pesaingnya.
Heins mengatakan, BlackBerry 10 telah mengembalikan BlackBerry kembali ke persaingan smartphone. "Kami kembali ke lapangan. Sekarang, kami harus bermain dan kami harus menang. Kami belum banyak melakukan apa-apa. Kami tak akan membiarkan diri berdiam diri lagi," aku Heins.
Jumlah aplikasi BlackBerry 10
Kritik soal minimnya jumlah aplikasi di BlackBerry 10 pun ditanggapi oleh pria berusia 55 tahun keturunan Jerman ini.
"Dua tahun yang lalu kami tidak punya apa pun. Namun 18 bulan kemudian, kami memiliki 70.000 aplikasi. Pada Maret nanti, kami akan memiliki lebih dari 100.000 aplikasi," ujar Heins.
Ia mengatakan, angka ini memang lebih rendah bila dibandingkan Apple dan Google. Namun, melimpahnya aplikasi bukanlah segalanya. Contohnya, 50 persen aplikasi Android yang jumlahnya sangat banyak ternyata hanya diunduh sekali saja.
"Kami membidik audiens yang spesifik. Secara internal, kami menyebutnya Rakyat BlackBerry. Sebanyak 80 juta pelanggan kami ingin BlackBerry menjadi sukses. Saya harus melayani mereka dan itulah sebabnya kami merancang BlackBerry 10," tutup Heins.
Sumber : http://tekno.kompas.com/